Seni Rupa

Tingkat

Umum

 

Durasi

1 bulan, 8 x sesi, 4 x pertemuan, 1 x seminggu dengan durasi per sesi 2-3 jam

 

Tipe Kelas

Workshop kelompok 10 orang

 

Deskripsi Singkat

Kelas ini memperkenalkan Seni Rupa patung sebagai suatu medium komunikasi yang dapat digunakan untuk menuangkan ide, gagasan, perasaan, konsep, cerita serta beragam ekspresi.

 

Tujuan Kelas

Membangun daya imajinasi dan kreatifitas melalui Seni Rupa patung.

 

Learning Outcome (LO)

Mampu menghasilkan karya patung yang bernilai “personal” dengan standar artistik yang baik. Karya patung peserta akan ditampilkan pada pameran yang diselenggarakan Sekolah Seni JakArt.

 

Persiapan

Semua materi workshop seperti lempung (tanah liat) dan cetakan karya disediakan sekolah.

 

Jadwal dan Harga

Lihat jadwal lokakarya Seni Rupa kami serta paket harga menarik yang kami tawarkan disini.

 

Pengajar: Taufan AP

IMG_1244

Taufan Adipriyono, atau biasa dipanggil Taufan AP lahir di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 5 Maret 1974. Ia lulus dari Fakultas Seni dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Ia juga belajar Desain Interior dengan Fornandez Barzall, seniman asal Kanada.

Sejak berusia 20 tahun, ia sudah aktif mengadakan pameran di beberapa kota besar di Indonesia seperti Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta dan karya-karyanya juga sudah menembus arena international, seperti di pameran “Seni Kontemporer Indonesia” yang diselenggarkaan Kedutaan Indonesia di Roma, Itali tahun 2010 dan “Seniman Patung Kontemporer Indonesia”, yang diadakan di Chianti Sculpture Park Gallery di Pievasciata, Italy, tahun 2008.

Taufan AP berkarya dengan berbagai macam bahan seperti fiber glass, perunggu, alumunium, dan tanah liat. Sekarang ia aktif di Somalaing Art Studio dengan Dolorosa Sinaga, seniman patung Indonesia yang telah meraih beberapa penghargaan.

 

 

Pendiri Somalaing Art Studio: Dolorosa Sinaga

dolorosa-sinaga

Dolorosa Sinaga sendiri lahir Sibolga, Sumatera Utara pada 31 Oktober 1953. Awal cita-citanya bukan menjadi seorang pematung karena menjadi pematung harus memiliki daya juang dan kerja keras yang tinggi. Namun, sejak mengikuti pendidikan Seni Rupa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dolorosa mulai memberikan perhatian penuh pada karya seni Patung. Demi memperdalam ilmunya, Dolorosa kemudian melanjutkan pendidikannya di St. Martin’s School of Art London, Inggris. Kemudian ia menambah pengetahuan di Karnarija Lubliyana, Yugoslavia dan di Piero’s Art Foundry Berkeley, Amerika Serikat.

Media yang digunakan Dolorosa dalam pembuatan karya senipatungnya kini beralih ke perunggu. Alasannya, perunggu mempunyai kualitas yang dapat memukau dan permukaannya mengkilat. Didalam perunggu tersebut tersimpan nuansa karakter seorang perempuan. Di sisi lain perunggu memiliki kekuatan dan ketahanan yang cenderung sebagai karakter laki-laki. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa dalam karakter perunggu itu ada dua karakter yang bertentangan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sebagaimana dalam kehidupan ini.

Beberapa karya seni patung Dolorosa tersebar di berbagai negara, seperti Gate of Harmony di Kuala lumpur, malaysia dan The Crisis yang ia buat pada tahun 1998 bertengger di kota Hue, Vietnam. Pekerjaan ini dilakukan ketika ia mendapatkan kepercayaan untuk mewakili Indonesia dalam Asean Squan Sculpture Symposium pada tahun 1987. selain itu karya seni Patungnya yang lain yaitu Monumen semangat angkatan ‘66 yang berdiri di daerah Kuningan, jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Dari aktifitas yang terus di geluti Dolorosa seniman Patung Indonesia, yang terus merenung dan menciptakan karya, berarti ia telah memberikan perhatian besar pada kelangsungan karya budaya. Perjuangan tersebut tidaklah sia-sia, karena ia sebagai pematung wanita yang terpilih sebagai salah satu orang yang mendapat penghargaan Citra Adhikarya Budaya.